Mengenal Lebih Dekat Komunikasi Nonverbal: Kinesik, Proksemik, dan Paralinguistik dalam Interaksi Sehari-hari
RafaleaMedia.com - Komunikasi merupakan rutinitas yang digunakan oleh semua orang. Aktivitas ini tidak sekadar menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, tetapi juga memiliki berbagai bentuk dan fungsi yang lebih luas.
Pada umumnya, tujuan seseorang berkomunikasi tidak hanya terbatas pada urusan personal, melainkan juga mencakup fungsi-fungsi sosial seperti komunikasi dalam kelompok, organisasi, hingga komunikasi massa.
Secara umum, bentuk komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu verbal dan nonverbal. Sayangnya, banyak orang belum memahami makna dari masing-masing jenis komunikasi ini, padahal keduanya sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai komunikasi verbal, termasuk pengertian, jenis, serta penjelasan lengkap yang terkandung di dalamnya.
Berikut analisisnya dari tiga bentuk komunikasi nonverbal:
1. Kinesik (gerak tubuh):
CEO sebaiknya menjaga postur tubuh tegap dan terbuka, melakukan kontak mata dengan audiens, serta menggunakan ekspresi wajah yang tegas namun ramah. Gerakan tangan bisa digunakan untuk menekankan poin penting, tetapi jangan berlebihan agar tetap terlihat profesional.
Kinesika adalah studi tentang bagaimana kita menggunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah . Kita menafsirkan banyak makna melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, gestur tangan, dan kontak mata.
Di Amerika Serikat, melakukan kontak mata yang konsisten membuat Anda tampak percaya diri, santai, dan tertarik. Gunakan tatapan yang rileks dan tenang, serta berhati-hatilah untuk tidak menatap lawan bicara. Menatap langsung seseorang dengan tulus menunjukkan bahwa Anda terbuka dan terlibat dalam gaya komunikasi Anda.
Ekspresi wajah merupakan metode utama untuk berbagi emosi dan perasaan (Ekman & Friesen; Scherer, Klaus, & Scherer). Misalnya, bayangkan diri Anda di sebuah pesta dan Anda melihat seseorang di seberang ruangan yang Anda sukai.
Perilaku nonverbal seperti apa yang Anda lakukan untuk memberi tahu orang tersebut? Demikian pula, perilaku nonverbal apa yang Anda cari darinya untuk menunjukkan bahwa aman untuk datang dan memperkenalkan diri?
Banyak orang percaya bahwa mereka dapat dengan mudah menafsirkan arti gerakan tubuh dan ekspresi wajah orang lain. Kenyataannya, hampir mustahil untuk menentukan arti yang tepat. Meski begitu, kita tahu bahwa kinesik dapat mengomunikasikan rasa suka, status sosial, dan bahkan responsivitas hubungan (Mehrabian)
2. Proksemik (jarak dan ruang):
Pemimpin sebaiknya berdiri pada jarak yang tidak terlalu jauh dari karyawan agar tercipta kesan kedekatan dan keterbukaan. Pengaturan ruang yang memungkinkan interaksi dua arah juga akan membantu menciptakan suasana komunikasi yang hangat dan inklusif.
terjalin di antara kedua belah pihak. Edward T. Hall (1966) mengidentifikasi empat zona jarak yang umum diamati oleh orang Amerika Utara.
Jarak intim - (0" hingga 18") Zona ini membentang dari sentuhan fisik hingga delapan belas inci. Biasanya, zona ini diperuntukkan bagi orang-orang yang dekat dengan Anda. Pada jarak ini, kehadiran fisik orang lain terasa sangat mengganggu. Mereka yang melanggar ruang intim orang lain cenderung dianggap sebagai pengganggu.
Jarak pribadi (45 cm hingga 1,2 meter) Zona ini membentang dari 18 inci hingga 1,2 meter. Ini adalah jarak interaksi dengan teman baik atau kenalan dekat lainnya.
Jarak sosial (1,2 meter hingga 3,5 meter) Zona ini berada pada jarak 1,2 meter hingga 3,5 meter. Jarak ini tampaknya cukup nyaman bagi teman dan kenalan untuk berinteraksi.
Jarak publik (3,5 hingga 7,5 meter) Zona ini membentang dari 12 hingga 25 kaki atau lebih. Ini adalah jarak untuk sebagian besar pidato publik. Pada jarak ini, seorang pembicara menjadi formal.
3. Paralinguistik (intonasi, volume, dan kecepatan bicara):
Gunakan intonasi suara yang jelas, tegas, namun tidak keras. Variasi intonasi diperlukan agar pesan tidak terdengar monoton. Kecepatan berbicara juga harus disesuaikan—tidak terlalu cepat agar mudah dipahami, dan tidak terlalu lambat agar tetap menarik.
Parabahasa
Meskipun jenis komunikasi nonverbal yang telah kita bahas sejauh ini bersifat non-vokal, bentuk komunikasi nonverbal ini sebenarnya bersifat vokal (suara dihasilkan). Parabahasa adalah istilah yang kita gunakan untuk menggambarkan kualitas vokal atau vokalisasi. Kualitas vokal kita atau cara kita mengucapkan kata-kata seringkali mengungkapkan makna yang lebih dalam daripada kata-kata itu sendiri.
Paralanguage termasuk
Volume : kelembutan atau kenyaringan suara
Kecepatan : seberapa cepat atau lambatnya kita berbicara
Pitch : tinggi rendahnya suara
Infleksi : variasi nada yang menambah makna pada kalimat kita. Infleksi ke atas terjadi ketika terjadi perubahan nada dari nada rendah ke nada tinggi. Umumnya, infleksi ke atas digunakan untuk mengajukan pertanyaan atau untuk menunjukkan ketidaktulusan atau keterkejutan. Infleksi ke bawah adalah perubahan nada dari nada tinggi ke nada rendah. Infleksi ke bawah digunakan untuk membuat pernyataan.
Vokalisasi : suara yang memiliki makna, seperti “uh-huh,” “shhh,” dan “mmm.”
Diam/jeda: jeda tanpa suara. Terkadang diam tidak disengaja, terkadang disengaja. Jeda atau penggunaan diam yang tepat merupakan seni yang dapat menambah dampak dan penekanan pada sebuah pesan.
Ketidaklancaran: kata atau bunyi yang mengganggu alur kalimat Anda. Contoh ketidaklancaran yang umum adalah uh, uhm, seperti , dan Anda tahu.
Parabahasa menambahkan informasi penting ke dalam pesan kita. Parabahasa dapat menunjukkan kegembiraan dan antusiasme kita atau dapat menunjukkan rasa tidak nyaman kita terhadap apa yang kita katakan.
Parabahasa dapat membuat pendengar tetap waspada atau membuat mereka tertidur. Parabahasa terbaik melengkapi kata-kata kita dan membuat suara kita menyenangkan dan menarik bagi pendengar.
Melalui parabahasa yang efektif, kita dapat menekankan kata-kata penting dalam kalimat kita dan dapat memberi petunjuk kepada pendengar apakah kita sedang mengajukan pertanyaan atau membuat pernyataan.
Ada juga saat-saat ketika kita dapat dengan sengaja menggunakan parabahasa untuk menentang kata-kata kita. Sarkasme dan ketidaksesuaian adalah dua contohnya. Ketika Anda menggunakan sarkasme, parabahasa Anda dimaksudkan untuk menentang pesan verbal.
Dengan perpaduan ketiga aspek tersebut, pesan yang disampaikan akan lebih efektif, karyawan merasa dihargai, dan komunikasi antara pemimpin dan bawahan dapat terjalin dengan baik.