RafaleaMedia.Com - Di balik riuhnya Malioboro dan ramainya angkringan pinggir jalan, Yogyakarta ternyata menyimpan permata kuliner yang tak banyak diketahui wisatawan. Tempat-tempat makan ini tidak terletak di pusat kota, melainkan tersembunyi di gang-gang sempit, perkampungan sunyi, bahkan di tengah sawah.
Namun justru di sanalah terpendam cita rasa otentik yang memikat lidah, seolah menyimpan cerita panjang tentang tradisi, kesederhanaan, dan warisan rasa yang tak lekang oleh zaman.
Bukan sekadar tempat makan, sepuluh warung ini adalah simbol kekayaan rasa Jogja yang hidup melalui dapur-dapur sederhana dan tangan-tangan sepuh penuh cinta. Jika kamu ingin merasakan Jogja dari sisi yang paling jujur dan autentik, maka kuliner “hidden gem” ini adalah jawabannya.
Berikut daftar lengkapnya disusun berdasarkan informasi dan pengalaman warga lokal yang mengenal seluk-beluk rasa Jogja lebih dalam.
1. Gudeg Pawon: Rasa Tradisional dari Dapur Asli Jogja
Tersembunyi di gang sempit, Gudeg Pawon menyuguhkan pengalaman makan langsung dari dapur (pawon). Dikenal dengan antrian panjang sejak malam hari, tempat ini mempertahankan keaslian rasa gudeg yang tidak terlalu manis, ditambah daging ayam kampung yang lembut dan gurih. Tak heran jika warung ini selalu diburu, bahkan oleh wisatawan dari luar kota.
2. Mangut Lele Mbah Marto: Legenda Asap dari Desa
Warung yang dikelola Embah Marto, perempuan sepuh berusia 90-an, menjadi ikon kuliner tradisional dengan sajian mangut lele. Ikan lele diasap terlebih dahulu sebelum diolah dengan bumbu khas yang menciptakan aroma dan rasa khas rumahan. Pengunjung bisa memilih langsung lauk dan sayur dari dapur. Alternatif menu seperti garang asem hati atau ampela juga tersedia.
3. Sambal Welut Pak Sabar: Belut Tanpa Duri, Penuh Cinta
Terletak di gang kecil kawasan Imogiri Barat, warung ini menyulap belut menjadi hidangan sambal yang unik. Proses pengolahan tanpa duri menghasilkan tekstur yang lembut, berpadu dengan sambal yang menggigit. Menjadi favorit banyak orang, termasuk beberapa artis ibu kota yang menyempatkan diri mampir.
4. Bakmi Jawa Mbah Mo: Rasa yang Bertahan Sejak 1986
Di kampung Code Trirenggo, Bantul, berdiri warung sederhana dengan tungku arang yang masih setia digunakan. Bakmi Mbah Mo terkenal dengan rasa asin gurih, bebas dari kecap dan minyak berlebihan. Hanya ada tiga pilihan menu: bakmi goreng, bakmi godok, dan bakmi nyemek—semuanya dimasak dengan teknik lama yang membuatnya terasa berbeda.
5. Bakmi Jawa Mbah Gito: Sajian Bakmi dalam Nuansa Wayang
Dengan interior dominan kayu dan dekorasi patung tokoh nasional berukiran Jawa, suasana warung ini sungguh otentik. Sajian bakmi dimasak menggunakan anglo, dan pada malam tertentu, pengunjung dimanjakan dengan pertunjukan wayang yang menambah kehangatan suasana.
6. Ayam Goreng Mbah Cemplung: Rasa Legendaris Sejak 1973
Berlokasi tak jauh dari desa wisata Kasongan, warung ini menyajikan ayam goreng kampung berbumbu rempah yang kuat, ditemani dua jenis sambal dan lalapan segar. Potongan ayamnya besar, cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Satu porsi nasi pun cukup untuk dua orang karena porsinya melimpah.
7. Ingkung Mbah Cempluk: Sajian Hajatan yang Bisa Dinikmati Kapan Saja
Kedai ini membawa pengalaman makan ayam ingkung ala hajatan, lengkap dengan kuah gurih dan potongan ayam kampung utuh. Berada di wilayah Pajangan, Bantul, tempat ini juga menawarkan wader goreng sebagai pelengkap makan tradisional khas pedesaan.
8. Pecel Mbah Warno: Sego Pecel Beraroma Wangi
Warung ini menyuguhkan pecel khas Jogja dengan bahan sayur seperti bayam, kenikir, kembang turi, dan tauge. Daya tarik utamanya terletak pada sambal kacangnya yang ditumbuk kasar dengan aroma segar dan rasa manis khas gula jawa. Usaha ini dilanjutkan oleh anak dan menantu Mbah Warno yang menjaga resep asli turun-temurun.
9. Entok Selenget Kang Tanir: Rasa Pedas Tanpa Santan
Berbeda dengan semur pada umumnya, kuliner ini menyuguhkan entok (itik) dengan rasa pedas menyengat namun tetap gurih meski tanpa santan. Prosesnya melibatkan perebusan dua tahap agar tekstur empuk sempurna, lalu dimasak dengan kecap, cabai rawit, dan rempah-rempah lokal yang kuat aromanya.
10. Bakso Ironayan: Lezat dan Bersahabat di Kantong
Berada di wilayah Bantul hingga Gunung Kidul, bakso ini menjadi pilihan utama bagi warga lokal. Dengan harga Rp12.000 per porsi, pengunjung bisa menikmati semangkuk bakso berisi daging dengan kuah gurih dan aroma sedap. Meskipun murah, kualitas rasa tetap menjadi prioritas.
Jogja tak hanya menawarkan Candi Prambanan atau Malioboro sebagai daya tarik wisata, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner luar biasa yang tersembunyi di balik kesederhanaan.
Sepuluh tempat makan ini bukan sekadar tempat mengisi perut, melainkan cerminan kekayaan budaya, ketekunan, dan kehangatan masyarakat Jogja.
Jika kamu berkunjung ke kota ini, sisihkan waktu untuk menjelajahi rasa-rasa tersembunyi ini karena di sanalah kamu akan menemukan sisi paling tulus dari Jogja lewat sejumput nasi, sambal buatan tangan, dan senyum tuan rumah yang tulus.
Tags
Kuliner